28 Maret 2024

`

Komunitas VW Club Malang

2 min read

Tidak Sekedar Ngurusi Mobil

Keberadaan klub-klub mobil dan sepeda motor ternyata juga bermanfaat. Tidak hanya dirasakan para anggotanya, tapi juga masyarakat umum. Sebab, mereka tidak sekedar mengurusi mesin, body kendaraan atau touring, tapi juga ada misi sosial. Inilah yang dilakukan Klub VW (Volkswagen) Malang.

Oleh: Moh. Mufid – Malang

Komunitas Klub VW (Volkswagen) Malang.

 

 

DITEMUI di tempat kerjanya, di Warung Rindu, Jl. Merbabu, Kota Malang, Fiky Nugrahawan Affandi (33), Ketua VW Club Malang Raya menjelaskan, selama ini sudah banyak kegiatan sosial yang mereka lakukan.Pada setiap bulan puasa Ramadan misalnya, VW Club Malang, menggelar silaturahmi dan berbagi dengan anak-anak yatim piatu. Selain itu juga silaturahmi dengan sejumlah pondok pesantren dan buka puasa bersama.

“Pada 2017 ini, kami buat acara beda dengan tahun lalu. Kami buat program saur on the road bersama masyarakat kurang mampu. Teknisnya, mulai buka puasa dan taraweh bersama, lalu tadarus bersama, kemudian masak untuk menyiapkan makan dan mi-num untuk sahur, setelah matang kami bagikan kepada masyarakat umum, seperti tukang becak, musafir dan sebagainya. Sengaja kami masak malam hari agar ma-kanan dan minumannya benar-benar fresh,” kata Fiky.

Bahkan, VW Club Malang juga sudah merencana-kan untuk membantu lembaga pendidikan kurang mampu yang ada di pelosok-pelosok Malang Raya. Sebab, lembaga pendidikan, seperti PAUD (Pendidi-kan Anak Usia Dini) dan TK (Taman Kanak-kanak) adalah pendidikan dasar untuk mencetak generasi bangsa di masa mendatang. “Kalau fasilitas, sarana dan prasarananya kurang, kasihan kan anak-anak ini,” ujarnya.

Fiky mengakui, keberadaan VW Club di Malang khususnya, terutama di Indonesia pada umumnya, manfaatnya memang besar. Bagi anggota misalnya. Menurut pemilik usaha kuliner Warung Rindu, Monopoli dan Ria Jenaka ini, anggota bisa berbagi pengalaman dan informasi tentang mobil VW, terutama tentang onderdil. Sebab, kendaraan yang mereka tunggangi adalah kendaraan kuno yang usianya rata-rata di atas 30 tahun.

“Memang, dari sisi onderdil, kita tidak kesulitan. Artinya, kalau kita butuh onderdil A misalnya, barangnya tetap ada. Tapi karena ini kendaraan kuno, sehingga harus pesan dulu. Tidak bisa kita beli di toko langsung dapat. Beda dengan mobil baru yang bisa kita dapatkan setiap saat,” kata Fiky.

Karena itu, dari hasil kumpul-kumpul anggota klub yang dilakukan secara rutin setiap Sabtu di Jl. Simpang Balapan, Kota Malang, mereka bisa berbagi informasi. Bahkan, setiap tiga bulan sekali, mereka kumpul se Korwil Jawa Timur. Dan, setiap tahun, ada jambore nasional yang terakhir diadakan di lapangan Rampal, Kota Malang.
“Yang saya suka dari klub ini, antar anggota sangat kompak, guyub rukun. Bahkan, di klub yang diisi orang-orang dengan latar belakang yang beragam ini, kami bisa menjalin kerjasama. Karena latar belakang anggota ada yang mahasiswa, usahawan, hingga pejabat, sehingga komunitas ini bisa bermanfaat Kalau ada anggota atau klub punya hajat, biasanya pesan makanan dan minuman di anggota kita sendiri. Tidak perlu cari keluar. Inilah salah satu manfaat klub,” terangnya.

“Harus diakui, VW Club ini unik. Di sini kita tidak sekedar ngomong mobil VW, tapi yang lebih penting lagi adalah relationship antar anggota,” tegas Fiky yang tinggal di Batu ini.*