25 April 2024

`

Kecewa Pidato Prabowo, Para Pengojek Tuntut Minta Maaf

2 min read

 

MALANG, TABLOIDJAWATIMUR. COM – Puluhan pengojek online maupun pangkalan  meminta, agar calon presiden nomor urut 2, Prabowo Subiyanto meminta maaf kepada para tukang Ojek. Hal itu dikarenakan, ungkapan Prabowo, yang dinilai menyakiti hati mereka,  dengan menyebut para generasi lebih memilih jadi ojek online (Ojol).

 

Para aksi tukang ojeg, yang memprotes ucapan calon presiden nomor urut 2.

 

PERNYATAAN itu disampaikan pengunjuk rasa saat menggelar aksi damai di depan Balaikota Malang, Minggu (25/11/2018). Berbagai poster berisi beragam ungkapan kekesalan, disuarakan dan dibawa serta dalam berunjukrasa.

Koordinator aksi, Bambang Cahyo, dari Komunitas Ojek di kawasan Arjosari mengatakan, apa yang disampaikan calon presiden tersebut telah membuat para pengojek, merasa terhina.

“Kami bekerja untuk anak dan istri, berapapun yang kami dapat asal halal. Para pengojek, juga berasal dari berbagai latar belakang pendidikan. Karena itu, kami meminta Pak Prabowo untuk meminta maaf, dan tidak asal bunyi, kami minta klarifikasi. Karena yang disampaikan itu, intinya menghina,” tutur koordinator aksi, Bambang Cahyo.

Ia melanjutkan, profesi ojek yang dilakukannya, adalah untuk membiayai kebutuhan keluarga. Termasuk menyekolahkan, anak – anaknya, agar bisa mendapatkan pendidikan yang lebih baik. Profesi ojek yang ia lakukan, juga untuk membantu masyarakat, mengingat, sarana tranportasi menjadi kebutuhan penting. Adanya Ojol juga telah mengurangi pengangguran yang ada di Indonesia.

“Kami sebagai pengojek, dari latar belakang pendidikan yang bermacam – macam. Kami lakukan ini, salah satu juga karena mencari pekerjaan tidak mudah. Tapi Alhamdulillah, kadang pendapatan kami, bisa lebih dari UMR. Semoga pak Prabowo bisa mensikapi ini, dan meminta maaf. Kalau tidak, kami akan beraksi dengan jumlah yang lebih banyak lagi,” tutur Saiful, koordinator aksi lainya.

Aksi inipun, mendapat penjagaan ketat dari pihak Kepolisian di depan gedung dewan. Usai menyampaikan isi hatinya, para pengunjuk rasa, membubarkan sendiri dengan tertib. (ide)