19 April 2024

`

Kamar Untuk Pasien COVID-19 Habis

2 min read

MALANG, TABLOIDJAWATIMUR. COM – Ketersediaan kamar untuk merawat pasien terkonfirmasi positif COVID-19 di Kota Malang, Jawa Timur, habis. Sampai Senin (28/12/2020), dari 341 kamar, sudah terisi semua. Save house yang menyediakan 90 bed, sudah terisi. Begitu juga RS Darurat yang baru dibuka satu minggu, juga  sudah terisi 154 pasien OTG (orang tanpa gejala).

 

Kapolresta Malang Kota, Kombes Pol Leonardus Simarmata saat menghadiri FGD (Focus Group Discussion) “Membangun Masyarakat Anti Hoax Kejahatan, Narkoba, dan Radikalisme” di Kota Malang, Senin (28/12/2020).

 

HAL INI disampaikan Kapolresta Malang Kota, Kombes Pol Leonardus Simarmata saat menghadiri FGD (Focus Group Discussion) “Membangun Masyarakat Anti Hoax Kejahatan, Narkoba, dan Radikalisme” di Kota Malang, Senin (28/12/2020). “RS saat ini telah full. Dari 341 kamar, sudah terisi semua. Save house yang menyediakan  90 bed (tempat tidur), sudah terisi. Begitu juga di RS Darurat, baru dibuka satu  minggu, sudah terisi 154 pasien OTG,” katanya.

Meski sudah terisi penuh, namun kapolresta tetap menyarankan kepada masyarakat yang reaktif agar melakukan isolasi di rumah sakit. “Jika ada warga yang reaktif, disarankan isolasi di RS. Jangan isolasi mandiri (di rumah), karena dapat menularkan ke yang lain. Jika ada yang ingin bantuan,TNI/Polri akan membantu,” ujarnya.

Dia menambahkan, di  Rumah Sakit Darurat, Jl. Simpang Balapan, Kota Malang, kondisinya  sangat memenuhi syarat. Pelayanannya pun  standar.  “Para kapolsek, jika ada warganya yang reaktif,  dianjurkan isolasi di RS. Dengan disiplin  protokol kesehatan, diharapkan Kota Malang segera masuk zona orange dan kuning,” katanya.

Pada acara FGD itu, kapolres juga  meminta masyarakat agar selalu menerapkan 3M  (mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, memakai masker, dan menjaga jarak) untuk pencegahan COVID-19. Menurutnya, keselamatan masyarakat adalah yang utama. “Keselamatan masyarakat paling utama. Operasi Yustisi yang kita lakukan demi keselamatan masyarakat,” tegasnya.

Ia menambahkan, dengan perkembangan COVID-19 Kota Malang, pihaknya tetap optimis. Sebab, setelah datanya dicroscek, 15 %  – 20 % yang reaktif  bukan warga Kota Malang. Di sisi lain, pasien yang sembuh juga naik signifikan.  (aji/mat)