20 April 2024

`

Ekspor Kabupaten Malang 2020 Turun, Import Justru Naik

2 min read
Kepala Disperindag Kabupaten Malang, Dr. Agung Purwanto, MSi menunjukkan produk kopi yang tetap masuk dalam 10 besar ekspor Kabupaten Malang.

MALANG, TABLOIDJAWATIMUR.COM – Dampak pandemi COVID-19 memang luar biasa. Tidak hanya menyasar kesehatan, tapi semua sektor, termasuk ekonomi. Buktinya, realisasi nilai ekspor Kabupaten Malang, Jawa Timur, tahun 2020 turun 22,8%. Pada tahun 2019 bisa tembus US$.481.039.000,32. Namun di akhir tahun 2020 hanya realisasi sebesar US$.371.221.992,73.

 

“REALISASI nilai ekspor Kabupaten Malang tahun 2020 sebesar US$.371.221.992,73.  Sedangkan realisasi nilai ekspor tahun 2019 sebesar US$.481.039.000,32. Dengan demikian mengalami penurunan sebesar US$.109.817.007,59 atau turun 22,8 %,” terang Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Malang, Dr. Agung Purwanto, MSi, Senin (29/03/2021) petang.

Kopi, jadi salah satu produk ekspor Kabupaten Malang.

Agung menambahkan, tidak hanya dari sisi nilai, dari sisi volume juga mengalami penurunan. Pada tahun 2020, volume ekspor kabupaten  terluas kedua di Provinsi Jawa Timur  setelah Banyuwangi ini  sebesar    102.187.762,87 Kg. Sedangkan volume ekspor tahun 2019 sebesar   287.219.445,87 Kg. “Dengan demikian mengalami penurunan sebesar  185.031.683,00 kg atau turun 64,4 %,” ujarnya.

Kopi, jadi salah satu produk ekspor Kabupaten Malang.

Mantan Kepala Bagian Perekonomian  Pemkab Malang ini menjelaskan,  dampak pandemi COVID-19 memang luar biasa. Semua aktivitas perekonomian, baik lokal kabupaten, regional, nasional, hingga internasional mengalami dampak yang sangat luar biasa. “Semua perekonomian mengalami penurunan. Hampir semua negara tujuan ekspor membatasi barang masuk. Di sisi lain, permintaan juga menurun. Hal ini dialami semua negara,” katanya.

Mantan Staf Ahli Bupati Malang ini menjelaskan, ada sepuluh besar komoditas yang mendominasi ekspor Kabupaten Malang tahun 2020. Di antaranya, cengkeh, rokok, udang, cairan obat, kopi, alkohol, mebel, susu, kertas rokok, dan tekstil.

Kondisi sebaliknya justru dialami impor. Menurut Agung Purwanto, realisasi nilai impor Kabupaten Malang tahun 2020 sebesar US$ 72.909.265,30. Sedangkan nilai impor  tahun 2019 sebesar  US$  49.018.951,04. “Dengan demikian  mengalami kenaikan  sebesar US$ 23.890.314,26   atau naik 48,7 %,” ujarnya.

Adapun sepuluh besar komoditas impor yang mendominasi impor Kabupaten Malang  tahun 2020. Di antaranya, bahan penolong rokok, sparepart mesin industri, tembakau, bahan penolong pengemasan, bahan baku sepatu, bahan mentah plester, bahan penolong kampas rem, partikel komponen listrik, dry bag,  dan saos.

Sedangkan volume impor Kabupaten Malang  tahun 2020 sebesar 122.444.477,71 Kg. Sedangkan volume impor   tahun 2019 sebesar 56.160.262,20 Kg. “Sehingga  mengalami kenaikan sebesar 66.284.216  Kg atau naik 1,8 %,” jelas Agung seraya menambahkan Neraca Perdagangan Ekspor Kabupaten Malang tahun 2020 sebesar US$ 298.312.727,44. Sedangkan Neraca Perdagangan pada tahun 2019 sebesar US$. 432.020.049,28, sehingga   mengalami penurunan sebesar US$.133.707.321,84 atau turun 16,2 %.  (bri/mat)