29 Maret 2024

`

Dari Diskusi Transportasi: Kota Malang Butuh Tukar Guling Jalan

2 min read

MALANG, TABLOIDJAWATIMUR. COM – Kota Malang, Jawa Timur  membutuhkan barter/tukar guling jalan. Mengingat, saat ini jalan nasional sudah masuk dalam kota. Dengan akan  dioperasionalkannya tol Malang – Pandaan, bisa menjadi peluang untuk peralihan status jalan.

 

Pelaksanaan diskusi publik, membedah kemacetan jalan Kota Malang di ITN Malang, bersama Dishub Kota Malang serta PWI Malang Raya.

 

Ketua PWI Malang Raya, M. Ariful Huda menyerahkan cindera mata kepada Rektor ITN Malang, Kustamar.

HAL ITU disampaikan Kepala Bidang Lalu Lintas Dishub Kota Malang, Agus Mulyadi, saat diskusi publik membedah kemacetan di Kota Malang, di Aula ITN Malang, Selasa (19/03/2019). Diskusi tersebut berlangsung sebagai rangkaian Hari Pers Nasional (HPN) PWI Malang Raya kerjasama ITN Malang.

“Yang terjadi saat ini, jalan nasional masuk membelah tengah Kota Malang. Sehingga kendaraan besar antar kota, yang mungkin tidak perlu kota, malah  masuk ke tengah kota. Seyogyanya, jalan nasional antar kota dilewatkan jalur lingkar,” tutur Agus Mulyadi saat menjadi pembicara.

Kepala Bidang Lalu Lintas Dishub Kota Malang, Agus Mulyadi, memberikan materi pada diskusi publik membedah kemacetan di Kota Malang di Aula ITN Malang, Selasa (19/03/2019).

Ia mencontohkan, jalan nasional mulai kawasan Jl. Bale Arjosari, Jl. R. Intan terus ke arah Gadang, dilalui kendaran besar antar kota. Sementara, di sisi timur, sekitar Jl. Ki Ageng Gribing, Jl. Danau Toba, Jl. Mayjend Sungkono terus lurus ke arah Bululawang, Kabupaten Malang, masih berstatus jalan kota. Sehingga, jika ada tukar guling status jalan, bisa menjadi salah satu solusi kemacetan.

“Saya kira, jika ada tukar guling dan alih status jalan, yang melintas di tengah kota menjadi pengelolaan kota. Sehingga kendaraan antar kota, hanya melintas di jalur lingkar timur. Namun, hingga saat ini, masih terganjal dengan status jalan. Walaupun sudah diajukan ke pusat dan saat ini ada di PU, namun belum ada kelanjutannya, ” lanjut Agus.

Namun demikian, secara umum, kemacetan berawal dari ketidakseimbangan antara suplay dan demand. Pertumbuhan jumlah kendaraan, tidak seimbang dengan penambahan atau perubahan jalan. Namun demikian, tentunya masih banyak faktor lain yang mengakibatkan lalu lintas tidak lancar.

Sementara itu, Rektor ITN Malang, Kustamar yang secara resmi membuka acara, mengaku senang dengan tema diskusi. Karena sebelumnya pernah dikritik. ITN Malang punya banyak pakar, tapi Malang kok macet.

“Tentunya, para pakar dari ITN selalu siap bersinergi dengan beberapa pihak terkait, permasalahan kemacetan. Dengan event ini, saya berharap, semoga ada solusi yang bisa ditawarkan untuk mengatasi permasalahan. Ada pemetaan dan langkah kongkritnya,” tuturnya.

Ketua PWI Malang Raya, M. Ariful Huda menjelaskan, pelaksanaan diskusi merupakan bentuk kepedulian wartawan kepada kondisi wilayahnya. Dengan profesi aktif di lapangan dalam menggali berita, tentunya sering mengalami kemacetan.

“Dengan membedah bersama, beberapa stakeholder diharapkan ada jalan keluarnya. Ini salah satu bentuk sinergitas antara akademisi atau perguruan tinggi, wartawan,  dan lembaga profesi wartawan (PWI),” katanya. (ide)