20 April 2024

`

Asam Urat Kumat, Tukang Becak Nyemplung Sumur

2 min read

MALANG, TABLOIDJAWATIMUR. COM – Depresi karena penyakit asam urat yang dideritanya tak kunjung sembuh, Sutrisno Wadi (55), warga Jalan TMP, Kelurahan Turen, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang, Jawa Timur, nekat mengakhiri hidupnya dengan cara nyemplung (melompat) ke dalam sumur, Kamis (11/04/2019) pagi.

 

 

Petugas medis dibantu Tim PMI Kabupaten Malang memeriksa Sutrisno yang nyemplung sumur di Jalan TMP, Kelurahan Turen, Kecamatan Turen, Kab Malang.

KEJADIAN TRAGIS yang dilakukan Sutrisno dibenarkan  Kapolsek Turen, Kompol Adi Sunarto. “Kami menerima laporan ada peristiwa orang tercebur sumur pukul 07.30 WIB. Kami langsung mengirim petugas untuk melakukan proses olah TKP (Tempat Kejadian Perkara-red) dan evakuasi,” terang Kapolsek Turen.

Tim PMI Kabupaten Malang mengevakuasi jazad Sutrisno yang nyemplung sumur di Jalan TMP, Kelurahan Turen, Kecamatan Turen, Kab Malang.

Secara terpisah, Kanit Reskrim Polsek Turen, Iptu Soleh Mas’udi, S.H, M.H menjelaskan, diduga korban yang sehari – hari bekerja sebagai pengayuh becak di Gresik ini, nekat mengakhiri hidupnya dengan cara  terjun ke dalam sumur, karena sakit yang dideritanya tidak kunjung sembuh.

“Pelaku pulang dari Gresik karena sakit asam urat dan asma yang dideritanya kambuh. Menurut keterangan ibu korban, Sumarmi, semalam,  sebelum kejadian, pelaku mengeluh sakit, dan ingin mati karena tidak tahan lagi merasakan sakit. Pagi harinya, saudara Sutrisno ditemukan di dalam sumur dalam kondisi sudah meninggal dunia. Dugaannya, korban sengaja melompat ke dalam sumur untuk mengakhiri hidupnya,” jelas Soleh.

Upaya nekat Sutrisno diketahui karena Sumarmi mendapati anaknya sudah tidak ada di rumah. Kemudian dia  melapor Ketua RT setempat. Bersama warga sekitar, pencarian Sutrisno dilakukan. Warga curiga, saat mendapati pakaian korban berada di pinggir sumur. Setelah dilihat ke sumur, ternyata Sutrisno ditemukan di dalamnya.

“Kejadian itu langsung dilaporkan ke Polsek Turen. Kami berkoordinasi dengan PMI Kabupaten  Malang untuk proses evakuasi. Dari pemeriksaan yang dilakukan, tidak ada tanda kekerasan fisik. Hanya ada luka lecet di siku yang diduga akibat tergesek dinding sumur. Atas peristiwa ini, keluarga menganggap sebagai musibah. Keluarga keberatan dilakukan proses autopsi serta bersedia membuat surat pernyataan dengan diketahui kepala desa,” terang  pria yang pernah menjabat Kasubag Humas Polres Malang ini.

Sementara itu, menurut Kasi Pelayanan PMI Kabupaten Malang, Amirul Yasin yang memimpin proses evakuasi, tidak mudah mengevakuasi jasad Sutrisno. “Kami menurunkan 10 personil dan melakukan vertical rescue untuk mengevakuasi pelaku. Dalam proses evakuasi,  kesulitan kami adalah sumur,  meski tidak terlalu dalam namun sempit, sehingga menyulitkan pergerakan rescuer. Ditambah kondisi fisik saudara Sutrisno yang tinggi besar,” ungkap Yasin.

“Bahkan sewaktu dilakukan penarikan, tiga personil kami yang di atas sempat tertarik ke bawah sehingga dengan terpaksa jasad ditarik kakinya terlebih dahulu ke atas. Hal ini karena posisi kepala jasad,  kepalanya ada di bawah,” pungkas Yasin.

Usai dilakukan evakuasi dan olah TKP serta pemeriksan fisik oleh tim medis Puskesmas Turen, jasad Sutrisno langsung diserahterimakan kepada keluarga.  (diy)