17 April 2024

`

9 Bulan, Kabupaten Malang Terbakar 54 Kali

3 min read

MALANG, TABLOIDJAWATIMUR. COM – Kasus kebakaran di wilayah Kabupaten Malang, Jawa Timur, cukup banyak. Menurut catatan Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran Satpol PP Kabupaten Malang, sejak Januari hingga Sabtu (12/10/2019), terjadi 54 kali kebakaran dengan total kerugian Rp 30 miliar. Kerugian terbesar dialami Pasar Lawang, Rp 20 miliar. 

 

Petugas PMK memadamkan api yang membakar Pasar Lawang beberapa waktu lalu.

 

MENURUT Kepala Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran (Kabid PPK) Satpol PP Kabupaten Malang, Goli Karyanto, bila dilihat dari penyebaran wilayah, Kecamatan Singosari dan Lawang paling banyak mengalami kebakaran. “Bahkan, kebakaran Pasar Lawang beberapa waktu lalu yang paling parah. Nilai kerugiannya juga besar, sekitar Rp 20 miliar,” katanya, Minggu (13/10/2019) siang.

Dari 54 kejadian kebakaran itu, masih Goly Karyanto, penyebabnya ada beberapa macam. Di antaranya, karena  korsleting listrik, orang membakar sampah, orang buang puntung rokok, dan kelalaian saat masak di tungku perapian. “Alhamdulillah, dari sekian banyak kejadian kebakaran, tidak sampai ada korban meninggal dunia. Hanya ada satu orang yang mengalami luka bakar ringan. Tapi kita harus tetap waspada,” harapnya.

Wakil Bupati Malang, HM Sanusi melihat mobil damkar, didampingi Kepala Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran (Kabid PPK) Satpol PP Kabupaten Malang, Goli Karyanto.

Menurut Goly, bila melihat kondisi geografis Kabupaten Malang yang berbukit dan jalannya berkelok-kelok serta wilayahnya yang sangat luas, sekitar 3.526 km2, tak mudah bagi tim pemadam kebakaran  untuk memadamkan api.

Karena itu, pada tahun anggaran 2019, Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran Kabupaten Malang yang berada di bawah naungan Satpol PP,  membeli satu unit mobil pemadam kebakaran (damkar) dengan kapasitas 3.000 liter air. Ini untuk melengkapi  6 unit yang sudah ada.

“Sehingga sekarang kita punya 7 unit mobil damkar. Namun yang betul-betul siap untuk perang hanya 6 unit. Sedangkan yang satu unit, karena usianya sudah tua, sehingga hanya untuk back up. Bahkan lebih difungsikan untuk mobil tangki saja,” katanya.

Goly menambahkan, pihaknya sengaja membeli damkar dengan kapasitas 3.000 liter, karena medan di Kabupaten Malang berbukit, bergunung, dan jalannya berkelok-kelok. Sehingga kalau untuk manuver, yang 3.000 liter ini dianggap lebih lincah dari pada damkar dengan kapasitas 4.000 liter. “Kita punya satu unit damkar dengan kapasitas 4.000 liter, tapi tidak bisa lincah, ” katanya.

Karena, masih kata mantan salah satu kepala bidang di kantor Badan Pendapatan Kabupaten Malang ini, kalau mengangkut air, waktu jalanan naik, beban ada di belakang kendaraan. Sebaliknya, kalau jalanan menurun, beban ada di depan. “Jadi, bebannya tidak stabil. Beda dengan mengangkut pasir atau batu, bebannya tetap stabil meski jalanan naik atau turun,” terangnya.

Selain menambah satu unit mobil damkar, Goly Karyanto juga punya pikiran untuk membeli sepeda motor roda tiga yang dimodifikasi sebagai damkar. “Kebetulan, beberapa waktu lalu ada tawaran sepeda motor roda tiga tapi dimodifikasi untuk PMK, dengan kapasitas tangki 500 liter. Ini cukup untuk pertolongan awal. Kalau hanya kebakaran rumah saja, saya rasa cukup mengatasi sebelum mobil damkar datang,” jelasnya.

Menurut Goly, pemikiran ini muncul setelah melihat kondisi geografis Kabupaten Malang yang cukup ekstrim.  Selain berbukit dan jalannya berkelok-kelok, jaraknya pun jauh, sehingga butuh waktu lama untuk bisa sampai di lokasi kebakaran. “Padahal, respon timenya itu idealnya, ketika telepon masuk, 15 atau 20 menit kemudian, mobil damkar sudah harus berada di lokasi,” tandasnya.

Setelah damkar yang baru nanti datang, Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran Kabupaten Malang akan membuka posko di Singosari. Menurut Goly, tempatnya bisa  di Pusat Kerajinan Kendedes (depan pasar) atau jadi satu dengan kantor kecamatan.

Mengapa pilih Singosari? “Karena  Singosari daerah  industri dan penduduknya padat. Kalau untuk lingkar kota,  kita sudah ada pos di Pendopo Kabupaten Malang. Yang selatan diback up satu unit di Kantor Bupati di Kepanjen. Tapi tidak menutup kemungkinan akan buka satu posko lagi di Dampit atau di Ngantang. Karena, selama ini, Pujon, Ngantang, dan Kasembon belum tercover.  Selama  ini, kalau ada kebakaran di Pujon, Ngantang dan Kasembon, kami minta bantuan PMK Batu. Seperti kebakaran pom bensin di Kasembon beberapa waktu lalu, kita minta bantuan PMK Pare, Kediri. Tapi apa akan selamanya seperti ini? Kan tidak,” jawabnya.

Saat ini, pasukan  pemadam kebakaran  yang dimiliki Kabupaten Malang sebanyak  46 orang. Dari 45 orang ini, yang 10 orang baru satu bulan bekerja,  sedangkan  yang 35 orang sudah lama.

Mereka dibagi dalam 4 regu. Yang tiga regu beranggotakan 9 orang, yang satu regu anggotanya 8 orang. “Dengan tambahan 10 personil dan 1 mobil damkar ini,  kami akan buka satu posko di Singosari. (iko/mat)